Keutamaan Malam Nishfu Sya’ban
بسم الله الرحمن الرحيم
Keutamaan Malam Nisfu Sya’ban
Rasululloh صلى الله عليه و سلّم bersabda:
(يَطَّلع الله إلى خلقه ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا مشرك أو مشاحن )
“Allah عزّوجلّ melihat kepada makhluknya pada malam nishfu sya’ban, maka Allah mengampuni mereka semua kecuali orang yang musyrikdan musyaahin “.
( و في رواية: ( ينزل ربّنا تبارك و تعالى ليلة النصف من شعبان فيغفر لكلّ نفس إلا مشرك و مشاحن
Dalam riwayat yang lain:
“Allah -Tuhan kita- turun pada malam nishfu Sya’ban, seraya mengampuni semua jiwa kecuali yang musyrik dan musyaahin”.
Hadis ini dikeluarkan oleh Imam Utsman bin Sa’id Ad-Darimi[1] dalam kitabnya “Ar-Roddu ‘alal Jahmiyyah”
halaman 40[2] [pustaka Ar-Rusyd-Riyadh], Ibnu Abi ‘Ashim dalam kitab“As-Sunnah” halaman: 206, hadis no 509[3], 510[4], 511[5] dan 512[6] [pustaka ‘Al-Maktab Al-Islami], Abul Qosim Al-Laalikai dalam kitab “Syarhu Ushuulil I’tiqod” 1/282 no 763[7]-764[8] [pustaka Darul Hadis], Ibnu Majah no 1389-1390 [pustaka Al-Ma’arif – Riyadh], Imam At-Tirmidzi no 739 [pustaka Al-Ma’arif – Riyadh] dan yang lainnya.
halaman 40[2] [pustaka Ar-Rusyd-Riyadh], Ibnu Abi ‘Ashim dalam kitab“As-Sunnah” halaman: 206, hadis no 509[3], 510[4], 511[5] dan 512[6] [pustaka ‘Al-Maktab Al-Islami], Abul Qosim Al-Laalikai dalam kitab “Syarhu Ushuulil I’tiqod” 1/282 no 763[7]-764[8] [pustaka Darul Hadis], Ibnu Majah no 1389-1390 [pustaka Al-Ma’arif – Riyadh], Imam At-Tirmidzi no 739 [pustaka Al-Ma’arif – Riyadh] dan yang lainnya.
Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani mengatakan dalam kitab beliau [“Silsilatul Ahaadits Ash-Shohihah” 3/135 no 1144]: hadis ini sahih dengan semua jalannya.
>> Hadis ini menjelaskan keutamaan malam nisfu sya’ban, meskipun ada diantara para ulama yang menafikan kesahihannya. Namun riwayat di atas telah disahihkan oleh Al-Muhaddits Syekh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, dan cukup sebagai bukti kesahihannya.
* Keutamaan ini meliputi: rahmat dan ampunan Allah yang begitu besar untuk umatnya pada malam ini, kecuali untuk dua kelompok:
- Pertama: orang yang melakukan kesyirikan dengan semua jenisnya.
- Kedua: musyaahin.
Ada dua tafsiran yang populer dari para ulama untuk kata ”Musyaahin”:
- 1. Orang yang membuat ajaran baru yang belum pernah diajarkan oleh rasululloh صلى الله عليه و سلّم atau ahli bid’ah, dan orang yang melakukan perbuatan bid’ah.
- 2. Orang yang bertengkar atau bercekcok dengan temannya.
** Apakah ada amalan khusus untuk dikerjakan pada malam ini ?
Jawab: Malam nisfu sya’ban adalah seperti malam-malam yang lain meskipun memiliki keutamaan yang besar ini, apabila ditinjau dari segi keistimewaan ini maka hanya berkaitan dengan nikmat Allah untuk hambanya berupa ampunannya, adapun berkaitan dengan adanya amaliyah khusus pada malam ini maka tidak ada. Maksudnya tidak ada amalan khusus yang datang dari Rasululloh صلى الله عليه و سلم yang harus kita kerjakan untuk menghidupkan malam ini, melainkan apa yang dikerjakan pada malam-malam sebelumnya itulah yang kita lakukan pada malam tersebut. Seperti salat malam, istighfar, berdoa atau bertaubat dan seterusnya seperti yang kita lakukan pada malam-malam sebelumnya.
Jadi apa-apa yang senantiasa kita lakukan di malam-malam yang lain, itulah yang kita lakukan pada malam tersebut seperti hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah رضي الله عنه beliau mengatakan Rasululloh صلى الله عليه و سلم bersabda:
ينزل الله تبارك و تعالى حين يبقى ثلث الليل الآخر كلّ ليلة إلى السماء الدنيا فيقول: ” من يسألني فأعطيه؟ من يدعوني فأستجيب له؟ من يستغفرني فأغفر له “.
و في لفظ:
” .. من ذا الذي يسترزقني فأرزقه “
و في لفظ:
” هل من سائل فأعطيه؟ هل من داع فأستجيب له؟ هل من تائب فاتوب عليه؟ ” [ رواه ابن أبي عاصم في السنّة: 492 – 508 ]
“Allah تبارك و تعالى turun ke langit dunia pada waktu sepertiga malam terakhir pada setiap malamnya kemudian Ia berfirman: “Siapakah yang meminta kepadaku maka akan aku berikan dia? Siapakah yang berdoa akan aku kabulkan untuknya? Siapakah yang meminta ampunan akan aku ampuni? [9]
Dalam lafadz yang lain:
“Siapakah yang meminta rizki akan ku berikan untuknya?”[10]
Dalam lafadz yang lain:
“Apakah ada orang yang meminta akan aku berikan? Apakah ada yang berdoa akan Aku kabulkan? Apakah ada yang bertaubat akan aku terima taubatnya..?”[11]
Hadis ini dikeluarkan oleh Imam Ibnu Abi ‘Ashim dalam kitabnya “As-Sunnah” halaman 201-206, dari hadis no 492, 497 dan 498.
Syekh Al-Albani mengatakan: hadis ini sahih seperti syarat sahih Bukhori dan Muslim, dan tidak dikeluarkan oleh keduanya dalam kitab-kitab mereka.
Walhasil: Allah عز و جلّ turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir[12], di setiap malam. Dan malam nisfu sya’ban masuk ke dalam keumuman malam-malam tersebut.
Pada hadis-hadis di atas, di jelaskan bahwa ada beberapa amalan yang kita usahakan untuk memakmurkan malam kita dengannya. Amalan-amalan tersebut yaitu:
- Meminta kepada Allah عز و جلّ permintaan apapun.
- Berdoa kepada Allah عز و جلّ .
- Meminta rizki.
- Istighfar.
- Bertaubat.
Amalan-amalan inilah yang kita perbanyak pada malam nisfu sya’ban tanpa mengkhususkan amalan tertentu dalam bentuk apapun.
coutersy "bahasilmu.wordpress.com"
No comments:
Post a Comment